moonlamps.net – Di era digital saat ini, infrastruktur kritis seperti sistem energi, transportasi, dan layanan kesehatan menjadi target utama serangan siber. Serangan ini tidak hanya mengganggu layanan publik, tetapi juga mengancam stabilitas ekonomi dan keamanan nasional.
Pada Juni 2024, Indonesia mengalami serangan ransomware yang menargetkan Pusat Data Nasional Sementara di Surabaya. Serangan ini mengganggu 282 layanan publik, termasuk imigrasi dan layanan bandara, serta pendaftaran siswa secara online . Kelompok peretas yang menggunakan varian ransomware ‘Brain Cipher’ meminta tebusan sebesar $8 juta . Insiden ini mengungkap kelemahan dalam kapasitas negara untuk melindungi infrastruktur digital kritis.
Menurut laporan dari SOCRadar, serangan siber terhadap infrastruktur kritis dan industri utama di Indonesia meningkat tajam, mencerminkan taktik dan teknik yang semakin canggih dari para pelaku ancaman . Serangan ini berasal dari berbagai sumber, termasuk kelompok kejahatan terorganisir dan aktor negara.
Pemerintah Indonesia telah menyadari urgensi untuk meningkatkan keamanan siber. Langkah-langkah seperti pembentukan lembaga dan regulasi untuk mengamankan sistem dan data kritis telah diambil. Namun, tantangan tetap ada, terutama dalam hal koordinasi antar lembaga dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia di bidang keamanan siber.
Ketahanan siber menjadi elemen penting dalam menjaga keamanan nasional. Diperlukan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk memperkuat pertahanan terhadap serangan siber. Investasi dalam teknologi keamanan, pelatihan, dan kesadaran publik harus menjadi prioritas untuk memastikan infrastruktur kritis terlindungi dari ancaman yang terus berkembang.