moonlamps.net – Istilah “smart beehive” merujuk pada penerapan teknologi Internet of Things (IoT) untuk memantau kondisi sarang lebah secara real-time dan noninvasif. Dengan memasang sensor seperti suhu, kelembapan, berat sarang, dan akustik di dalam maupun sekitar sarang, peternak bisa memantau kesehatan koloni tanpa membuka rapat sarang. Sistem seperti HiveLink menggunakan sensor terintegrasi untuk memantau suhu, kelembapan, berat, dan pola siang-malam, lalu mengirim data ke cloud sehingga peternak bisa mendapatkan insight jauh dari lokasi sarang.
Beberapa proyek skala besar telah mengembangkan arsitektur jaringan smart hive yang berkelanjutan menggunakan energi surya. Mereka merekam data homogen secara terus menerus dan mencoba meminimalkan dampak radiasi elektromagnetik terhadap lebah. Fenomena seperti “honey robbing” (lebah dari koloni lain mencuri madu) juga dipantau lewat IoT, dengan prediksi perilaku berbasis data sensor.
Startup seperti BeeHero mengembangkan sensor Bluetooth dan platform IoT yang mampu mentransfer data suhu, kelembapan, aktivitas, dan sinyal suara (akustik) dari dalam sarang ke aplikasi. Dengan data tersebut, peternak dan petani bisa membuat keputusan proaktif: misalnya memberi pakan, memperkuat sarang, atau memindahkan sarang ke lokasi yang lebih aman.
Dalam konteks pertanian cerdas yang lebih luas, IoT juga dipakai untuk memilih koneksi jaringan yang optimal (seperti LPWAN, 5G, atau hybrid) agar perangkat di area terpencil tetap terhubung. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa kombinasi LPWAN dan 5G bisa menurunkan biaya konektivitas hingga 30% sambil menjaga keandalan data pada aplikasi pertanian terpadu.
Dengan perkembangan smart beehive berbasis IoT, peternak lebah dapat memantau koloni secara real time, mendeteksi masalah secara dini, dan mengoptimalkan produksi madu. Teknologi ini mempertemukan alam dan teknologi, memberi solusi bagi tantangan pengelolaan lebah di era perubahan iklim dan tekanan ekosistem.